Bakhtiar Rosadi

Nyolong waktu pas magang. Hehe. Jangan dicontoh.. Beberapa saat lalu gue bagi raport. Alhamdulillah nilainya mah lumayan. Alhamdulillah dapet peringkat 5 besar. Alhamdulillah naik kelas. Alhamdulillah bikin orang tua seneng. Selain ajang bikin orang tua seneng karna naik kelas, bagi raport juga dibuat sebagai ajang sombong-sombongan. Biasanya anak muda pada update status di facebook. Dari mulai doa-doa harapan dapet hasil yang terbaik, sampe live-report seperti “OTW sekolah mau bagi raport” “Duh deg-degan nih mau bagi raport”   “Ini kok lama banget. Mau boker aja ragu nih, takut gurunya tiba-tiba dateng.” “Alhamdulillah naik kelas walaupun nilainya warna merah semua”   “Yah, aku ga naik kelas. Aku syeedih.”   Yang terakhir pengen banget gue komentar “LIKE THIS!” Tapi ada yang bikin status “Bagi raport udah tinggal PKL nih. Semangat!.” Gue jadi inget pas dulu sibuk-sibuknya persiapan PKL. Dari harus bolak-balik ke sekolah buat pembekalan PKL sekaligus ngecek pengumum

Suatu kali dalam hidup, aku pernah merasa begitu jatuh. Hilang jejak. Tapak tak lagi dapat berharap. Hingga kemudian aku bertemu kamu. Lugu senyummu yang merona merah malu-malu. Ceria suaramu kala tertawa, begitu manja. Menggoda. Dan aku. Kembali jatuh. Lebih dalam. Tak kuat lagi untuk bangkit. Ingin lebih lama lelap. Pada hatimu. Aku jatuh. Cinta. Dan tak bisa lagi berbuat apa-apa. Selain berjuang dengan kesabaran yang sungguh. Lalu kau mulai menoleh. Membuka hati. Mempersilakan cinta menelusup pelan-pelan. Membiarkan bunga-bunga perasaan bermekaran. Kemudian kita saling bergenggaman. Erat. Seutuh kesetiaan yang terjaga rapat. Aku cinta kamu. Sesederhana kamu mencintaiku.   Terima kasih telah hadir. Memberi warna-warni dalam cerita. Menyuguhkan kebahagiaan-kebahagiaan dalam cinta. Terima kasih untuk 5 bulan ini. Memberi arti sebuah kenyamanan. Menuliskan pesona bagi setiap perasaan. Terima kasih untuk selalu ad

Setel ini dulu nih.. Musim kampanye sebenernya baru aja dimulai beberapa saat yang lalu, tapi kayaknya gak berlaku di jejaring sosial. Sebelumnya, banyak orang yang udah mengkampanyekan calon pilihan mereka jauh dari jadwal yang ditentukan lewat akun pribadi di Facebook, Twitter, Instagram, Friendster, Blog dan yang lainya. Kondisi ini seolah-olah terus berlangsung setiap saat oleh beberapa orang yang ngakunya relawan asal dikasih bayaran dari masing-masing calon. Ga masalah menurut gue, tapi yang amat sangat disayangkan saat ga sedikit dari mereka yang ngelakuin Black Campaign atau Kampanye Hitam . Bukan kampanye yang dilakuin sama orang-orang   kulit item, bukan juga kampanye sambil guling-gulingan di jalan yang baru dikasih aspal biar item. Tapi kegiatan kampanye diem-diem, yang isinya tuh ngehujat, ngejelek-jelekin, caci maki, makan daki, sampe saling perang no mention di Twitter antar pendukung calon presiden.. Bahkan di Facebook juga banyak yang komentar berisi

Happy Graduation and Farewell Party SMKN 1 Karawang!!! Selamat buat Akang-Akang juga Teteh-Teteh yang akhirnya lulus juga. Setelah tiga tahun dituntut mencari ilmu di sekolah ini, tiga tahun terpaksa bangun pagi untuk berangkat sekolah, tiga tahun jiwanya tertekan pas ketemu guru Killer di koridor sekolah, dan tiga tahun ngerasain suka-duka manis-asem-pahit-pedes-hambarnya jadi murid SMKN 1 Karawang, akhirnya bisa bebas juga ya.. Selamat!